Ambon (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan risiko gelombang mencapai ketinggian empat hingga enam meter di bagian barat Laut Arafuru, Provinsi Maluku.
“Peningkatan tinggi gelombang laut dipengaruhi oleh kecepatan angin yang bertiup di atas perairan Indonesia,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV Ambon, Ashar, di Ambon, Sabtu.
Ashar mencatat, angin di Indonesia bagian utara sebagian besar bergeser arah dari Utara ke Timur Laut, dan kecepatannya berkisar antara lima hingga 20 knot. Untuk wilayah Indonesia bagian selatan, pergerakan angin didominasi dari Barat ke Utara, dengan kecepatan angin dibatasi lima hingga 30 knot.
Kecepatan angin tercepat tercatat di Selat Malaka, Laut Flores, Perairan Kepulauan Sermata, Perairan Kepulauan Babar, Laut Banda, dan Laut Arafuru. Peringatan telah dikeluarkan untuk gelombang yang mencapai ketinggian 1,25 hingga 1,50 meter yang kemungkinan besar terjadi di Laut Seram, Perairan Buru, Perairan Ambon dan Pulau Lease, Perairan Seram bagian Selatan, Perairan Kepulauan Kei, dan Aru.
Berita terkait: BMKG peringatkan gelombang laut setinggi hampir enam meter di Maluku Utara
Selain itu, gelombang setinggi 2,5 meter diprakirakan muncul di Laut Banda, Perairan Sermata-Leti, Perairan Babar, Tanimbar, dan Laut Arafuru bagian tengah. Badan tersebut mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan mewaspadai fenomena tersebut, karena dapat menimbulkan risiko tinggi bagi kegiatan pelayaran.
Cuaca membahayakan nelayan yang berada di atas kapal jika kecepatan angin melebihi 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. Tongkang terancam jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter.
Kapal feri berisiko jika kecepatan angin melebihi 21 knot, dan tinggi gelombang mencapai di atas 2,5 meter. Kapal berukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, terancam jika kecepatan angin melebihi 27 knot dan tinggi gelombang melintasi empat meter.
Ashar mengimbau masyarakat yang tinggal dan bekerja di wilayah pesisir untuk tetap waspada dan waspada.
Korban jiwa dan kecelakaan di laut akhir-akhir ini sering terjadi di perairan Kabupaten Maluku Tenggara dan Kepulauan Aru akibat tingginya gelombang di Maluku sejak pertengahan Februari lalu.
Berita terkait: Tujuh orang hilang saat speed boat tenggelam di perairan Maluku