Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) menyatakan mendukung Asian Green Bond Fund yang diluncurkan oleh Bank for International Settlements (BIS), bagian dari organisasi kerja sama antar bank sentral.
Asian Green Bond Fund merupakan salah satu inisiatif dari Asian Consultative Council (ACC) BIS untuk mendukung program investasi hijau di Asia dan Pasifik.
Dalam keterangan yang dikeluarkan di Jakarta, Jumat, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam kapasitasnya sebagai ketua ACC-BIS mengatakan inisiatif pembentukan Asian Green Bond Fund menunjukkan komitmen bank sentral di Asia dan Pasifik untuk meningkatkan ketersediaan instrumen keuangan hijau.
Hal ini juga sejalan dengan salah satu agenda prioritas selama Kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022, ujarnya.
Berita terkait: BI targetkan 15 juta merchant bisa manfaatkan QRIS pada 2022
Senada dengan Warjiyo, Kepala Departemen Perbankan BIS Peter Zoellner menyatakan bahwa inisiatif pembentukan Asian Green Bond Fund merupakan komitmen nyata BIS untuk memberikan alternatif investasi hijau kepada bank sentral.
Kehadiran Dana Obligasi Hijau Asia memperluas peluang investasi bagi bank sentral di Asia dan seluruh dunia, untuk menempatkan surat berharga dengan kriteria layak investasi dan memenuhi standar hijau internasional.
Sementara itu, pendanaan difokuskan untuk mendukung proyek-proyek ramah lingkungan di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan dan efisiensi energi di Asia Pasifik.
Berita terkait: Normalisasi dari negara maju membutuhkan komunikasi yang baik: BI
Kehadiran instrumen tersebut akan menambah alternatif instrumen keuangan hijau dalam mengelola cadangan devisa.
ACC-BIS terdiri dari 13 gubernur bank sentral sebagai anggota BIS dari Asia dan Pasifik, termasuk Australia, China, Hong Kong SAR, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand , dan Vietnam.
Berita terkait: Kapolres Jabar Serukan Percepatan Vaksinasi
Baca juga: Presiden Puji Kota Palu Percepat Vaksinasi COVID-19