Belum ada kepastian soal tes massal COVID-19

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan pada hari Rabu bahwa mengurangi jumlah kematian yang meroket dalam gelombang terbaru virus corona adalah prioritas kota. Namun, dia menunda rencana menggelar tes massal yang sebenarnya dianggap sebagai bagian dari upaya mewujudkan prioritas itu.

Perkembangan terakhir ini kembali menunjukkan sikap plin-plan pemerintah dalam menanggulangi pandemi. Lam mengatakan “tidak ada kerangka waktu khusus” untuk pengujian di seluruh kota, dua minggu setelah dia mengumumkan itu akan berlangsung bulan ini.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat konferensi pers di kantor pusat pemerintah di Hong Kong, Rabu, 9 Maret 2022. (Peter Parks/Pool Photo via AP)

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat konferensi pers di kantor pusat pemerintah di Hong Kong, Rabu, 9 Maret 2022. (Peter Parks/Pool Photo via AP)

Pengumuman Lam sebelumnya, ditambah dengan desas-desus tentang kemungkinan pemberlakuan kuncitara, menyebabkan kepanikan. Rak-rak di banyak toko kosong karena banyak warga yang menimbun kebutuhan sehari-hari.

Kota berpenduduk 7,4 juta jiwa itu saat ini berada dalam cengkeraman wabah omicron. Rumah sakit dibanjiri pasien dan kamar mayat kewalahan dengan orang mati. Banyak restoran dan toko yang mengurangi jam operasional atau bahkan tutup sama sekali.

Lebih dari 500.000 infeksi dan lebih dari 2.000 kematian telah dicatat sejak gelombang kelima dimulai pada akhir Desember. Banyak dari korban adalah di antara orang tua yang tidak atau belum divaksinasi.

Seorang wanita memakai masker saat naik trem di Hong Kong, Selasa, 8 Maret 2022. (AP Photo/Kin Cheung)

Seorang wanita memakai masker saat naik trem di Hong Kong, Selasa, 8 Maret 2022. (AP Photo/Kin Cheung)

China Daratan juga bergulat dengan lonjakan kasus baru, meskipun jauh lebih kecil daripada di Hong Kong. Sebanyak 233 kasus penularan dalam negeri dilaporkan pada Rabu (9/3), sehingga total menjadi 899 sejak hitungan harian melonjak kembali menjadi tiga digit pada Jumat lalu, angka tertinggi sejak 2020.

Sebagian besar kasus baru ditemukan di provinsi Jilin, sekitar 2.000 kilometer di utara Hong Kong, dan provinsi Shandong. Beijing sendiri mencatat enam kasus baru. [ab/ka]