Belanja online berkontribusi peningkatan sampah plastik: kementerian

Jakarta (ANTARA) – Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sinta Saptarina Soemiarno mengatakan peningkatan belanja online di masa pandemi COVID-19 berdampak langsung pada jumlah sampah plastik rumah tangga yang semakin besar di Indonesia.

“Penggunaan kantong plastik, pengemasan, pembungkus, dan bubble wrap saat pengemasan dan pengiriman barang meningkat,” ujarnya saat webinar bertajuk “Kredit Plastik, Konsep Baru Solusi Pengurangan Sampah Plastik?” yang dilihat di sini pada hari Kamis.

Ia mencatat berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2022, terkait dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan work from home (WFH) terhadap plastik. sampah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dari April-Mei 2020, belanja online meningkat 62 persen dan pesanan pesan antar makanan cepat saji online naik 47 persen.

Berita terkait: Indonesia tegaskan komitmen pantau masalah sampah plastik

“Frekuensi belanja online yang dulunya hanya sebulan sekali, meningkat menjadi satu hingga 10 kali per bulan,” katanya seraya menambahkan 96 persen paket belanja online terbungkus plastik.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSBL3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati, mengaitkan tingginya penggunaan plastik sekali pakai dengan gaya hidup masyarakat yang cenderung lebih memilih kemasan yang mudah dan praktis. cepat.

Kementerian mencatat, pada 2021, jumlah sampah secara nasional diperkirakan mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah tersebut, terjadi peningkatan sampah plastik dari 11 persen pada 2010 menjadi 17 persen pada 2021.

“Isu terkait sampah belum selesai. Bahkan semakin rumit dengan besaran yang semakin besar,” ujarnya.

Berita terkait: Mahasiswa UI menangkan kontes EBEC dengan rencana pengurangan sampah plastik