Beberapa Tentara Rusia Tanpa Sadar Dikirim untuk Perang, Duta Besar Ukraina untuk PBB Bocorkan Bukti Percakapan!

Sejak awal, tidak ada yang menyangka bahwa Rusia akan benar-benar melancarkan agresi militer terhadap Ukraina. Serangan skala penuh dan tanpa henti dari pasukan Vladimir Putin tampaknya membatalkan pernyataannya beberapa minggu yang lalu bahwa Rusia tidak akan menyerang negara mana pun kecuali jika diserang terlebih dahulu.

Dalam beberapa hari, rudal Rusia menghantam ibu kota Kiev, Kharkiv, dan sejumlah kota lainnya. Sebuah konvoi militer besar-besaran memasuki wilayah Ukraina bersama dengan ratusan tentara Rusia bersenjata. Meski tentara Rusia tampak jauh lebih siap daripada pihak Ukraina, ternyata ada rahasia kelam yang dibocorkan oleh duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari Ukraina bahwa beberapa tentara Rusia dibohongi oleh komandannya.

Penasaran dengan pengakuan mereka? Simak penjelasan berikut ini!

Beberapa hari setelah pecahnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, beredar desas-desus bahwa banyak tentara Rusia yang sebenarnya amatir dan dibohongi oleh atasannya. Beberapa video testimoni yang beredar memperlihatkan tentara Rusia menyerah dan mengaku tidak ingin terlibat perang. Mereka sama sekali tidak menunjukkan perlawanan dan menceritakan kronologinya masing-masing.

Panglima Ukraina, Valeriy Zalushnyi, mengatakan bahwa unit pengintai Brigade Senapan Bermotor ke-74 Rusia telah ditawan di kota utara Chernihiv. Komandan peleton bernama Konstantin Buynichev mengaku yakin peletonnya hanya bertugas mengumpulkan data dan akan pulang. Oleh karena itu tidak ada yang tahu bahwa mereka ditugaskan untuk benar-benar menyerang dan membunuh di Ukraina. Kesaksian ini diunggah Panglima Zalushnyi di akun Facebook pribadinya.

Sederet pengakuan lainnya diungkap saluran Youtube UATV English. Sedikitnya lima tentara Rusia mengatakan mereka tidak tahu untuk apa mereka dikirim ke Ukraina.

“Kami hanya disuruh ke sana, kami disuruh berbaris ketika kami mulai melintasi perbatasan. Saya bertanya kepada komandan, mengapa kita melakukan ini? Tapi saya diminta diam,” kata salah satu dari mereka.

Kelima prajurit itu mengaku kaget saat terjadi baku tembak antara pasukan Rusia dengan pasukan Ukraina. Tetapi mereka memutuskan untuk tidak menembak balik, berbaring dan meletakkan senjata mereka sampai mereka tertangkap.

Di sisi lain, Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menunjukkan tangkapan layar percakapan seorang tentara Rusia dengan ibunya melalui pesan teks. Dalam sesi darurat khusus Majelis Umum PBB, Sergiy membacakan isi pembicaraan mereka.

Prajurit yang tidak disebutkan namanya itu mengaku takut karena harus berada di pihak Rusia untuk menyerang Ukraina. Dia mengaku kepada ibunya bahwa dia tidak lagi berlatih di Krimea. Awalnya para pejabat mengatakan bahwa orang-orang Ukraina akan menyambutnya dengan hangat. Namun nyatanya kendaraan mereka ditunggangi dan tidak diperbolehkan lewat. Mereka disebut fasis, dan sangat sulit baginya untuk melihat bagaimana tentara Rusia sendiri sebenarnya menyerang warga Ukraina dan bahkan warga sipil.

Menurut situs MSN, sejauh ini Zelensky mengklaim bahwa sebanyak 10.000 tentara Rusia tewas akibat serangan defensif oleh tentara Ukraina. Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa setidaknya 2 juta warga Ukraina telah memutuskan untuk mengungsi ke negara lain.