Beberapa klaster baru penularan COVID-19 ditemukan di Surabaya

Penyebab klaster baru adalah tingginya mobilitas warga Surabaya, menurunnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, dan munculnya varian Omicron dengan tingkat penularan yang tinggi.

Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Dinas Kesehatan Kota Surabaya menemukan beberapa klaster baru penularan COVID-19 di ibu kota provinsi Jawa Timur itu sejak awal 2022.

“Penyebab klaster baru adalah mobilitas warga Surabaya yang tinggi, menurunnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, dan munculnya varian Omicron dengan tingkat penularan yang tinggi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Nanik Sukristina di Surabaya. pada hari Jumat.

Klaster baru penularan COVID-19 diklasifikasikan menjadi fasilitas umum, keluarga, riwayat perjalanan luar negeri dan dalam negeri, sekolah tatap muka dan cluster perkantoran.

Untuk itu, Dinkes terus berupaya mempercepat pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada masyarakat luas sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan COVID-19, ujarnya.

Berita terkait: Gugus Tugas COVID-19 siapkan strategi tangani lonjakan kasus

Vaksinasi dosis ketiga atau booster yang sebelumnya ditargetkan untuk penduduk berusia 18 tahun ke atas, khususnya lansia, kini diperluas mencakup masyarakat umum, ujarnya.

Sukristina mengatakan, warga yang menerima suntikan kedua vaksin COVID-19 tiga bulan lalu, dapat diberikan vaksin booster.

Berita terkait: Bayi bertanggung jawab atas 3% kematian Omicron: kementerian

Vaksinasi dosis ketiga atau booster yang dimulai di kota pada 12 Januari 2022 menargetkan 87.626 orang atau 96,63 persen dari 90.678 lansia yang telah menerima vaksin COVID-19 dosis kedua tiga bulan lalu, katanya. .

“Cakupan penerima dosis ketiga selain lansia mencapai 328.163 atau 56,47 persen dari 581.134 penerima dosis kedua dalam tiga bulan terakhir,” tambahnya.

Berita terkait: Gugus Tugas Desak Komitmen Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan

BACA JUGA:  Saksikan Festival Bersepeda di bulan Februari ini!

Berita terkait: Pemerintah harus tetap waspada meskipun tren turun COVID-19: Pembicara