Austria Menangguhkan Rencana Mandat Vaksin

Pemerintah Austria mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka tidak akan mulai menegakkan mandat vaksin untuk kebanyakan orang dewasa pada pertengahan Maret seperti yang direncanakan.

Amanat untuk orang berusia 18 tahun ke atas sebenarnya menjadi undang-undang pada awal Februari, dua bulan setelah rencana itu pertama kali diumumkan di tengah lonjakan kasus varian delta yang membuat negara itu memberlakukan kuncitara.

Namun, perkembangan baru terkait pandemi membuat pemerintah merasa tidak perlu memaksakannya. Jumlah kasus COVID-19 menyusut drastis, sementara angka kematian dan rawat inap juga turun secara signifikan.

Seorang sukarelawan menyiapkan jarum suntik berisi dosis Comirnaty, vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, di pusat vaksinasi di Katedral St.  Stephen, di Wina, Austria, 5 Februari 2022. (REUTERS/Leonhard Foeger)

Seorang sukarelawan menyiapkan jarum suntik berisi dosis Comirnaty, vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, di pusat vaksinasi di Katedral St. Stephen, di Wina, Austria, 5 Februari 2022. (REUTERS/Leonhard Foeger)

Jika undang-undang itu mulai berlaku, mulai pertengahan Maret polisi akan mulai memeriksa status vaksinasi masyarakat selama penghentian lalu lintas dan memastikan berbagai pembatasan virus corona dipatuhi.

Individu yang tidak dapat memberikan bukti vaksinasi akan diminta untuk memberikan pernyataan tertulis untuk melakukannya dan akan didenda hingga $653 jika tidak melakukannya. Dendanya bahkan bisa mencapai tujuh kali lipat jika orang tersebut mempertanyakan hukumannya.

Stasiun televisi ORF melaporkan pada Rabu (9/3) bahwa pemerintah telah menangguhkan mandat tersebut, dan menilai saat ini tidak perlu memaksakannya. Sebuah komite ahli akan mengevaluasi kembali situasi pada pertengahan Juni. [ab/ka]