Sering melihat konten berisi orang-orang yang suka memamerkan barang mewahnya? Tidak sekali dua kali, bahkan seolah menjadi andalan mereka. Tidak hanya barang branded, tapi juga show liburan ke luar negeri dan sering makan di restoran mewah.
Ini disebut fleksi. Menariknya, fenomena ini sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak terlalu kaya. Menurut Prof Rhenald Kasali yang dikutip dari akun YouTube miliknya, orang kaya sejati tidak suka pamer.
Mungkin Anda pernah berpikir bahwa media sosial adalah tempat kebebasan berekspresi, termasuk tidak mempermasalahkan konten yang melenturkan itu sendiri. Namun sebagai pertimbangan, hal ini nampaknya berisiko membawa bahaya. Apa pun?
Membawa Pencuri
Mengutip The Richest, ada penelitian yang menunjukkan ada sekitar 8 persen orang yang bisa menjadi sasaran pencurian, hanya dengan melihat setiap gerak-geriknya di media sosial.
Beberapa selebriti juga diketahui dirampok setelah memamerkan kekayaannya. Ini karena memungkinkan pencuri tahu kapan mereka ada di rumah atau tidak, dan di mana target mereka untuk mencuri.
Mengutip CNBC Indonesia, Kim Kardashian dirampok di Paris dan media sosialnya dianggap sebagai pelakunya.
Keadaan yang Berpotensi Memaksa
Tak jarang kita mendengar kabar orang yang hanya terlihat mewah di luar, padahal di dalam mereka melakukan berbagai cara untuk menutupi. Termasuk melakukan tindakan penipuan hingga berutang.
Apalagi semakin dimudahkan dengan fasilitas debt service provider yang bisa didapatkan secara praktis saat ini. Menurut para perencana keuangan, sebenarnya utang bukanlah hal yang buruk, jika digunakan untuk tujuan yang tepat.
Kalau tujuannya untuk melenturkan, mengaku sebagai penyembuh atau hanya untuk pencitraan, untuk mengisi konten di media sosial, itu berbahaya. Karena kita hanya akan terjebak, uang kita hanya bermain untuk membayar nanti itu saja. Jadi kita mengkonsumsi hal-hal yang sebenarnya di luar kemampuan kita.
“Karena ya alasannya pakai bayar nanti, pakai kartu kredit untuk mengejar kesenangan saat ini. Tapi kita harus bayar utang kita di masa depan. Kadang ada orang seperti itu. mendesak,” tambahnya.
Orang yang sering melenturkan terkadang bertemu untuk tujuan tertentu, seperti minat penjualan atau strategi pemasaran, seperti memasarkan produk tertentu.
Namun anda juga perlu berhati-hati karena ada juga yang hanya scam, dengan harapan anda bisa mengikuti bisnis yang mereka geluti yang sepertinya sudah sukses. Oleh karena itu, tidak sedikit yang terjerat dalam penipuan investasi.
Nah, apakah kamu termasuk yang suka atau sebaliknya dari melenturkan konten?