50% Karyawan WFH Mengundurkan Diri Karena Kelelahan

Menurut data JobStreet Jobs, 50% karyawan yang bekerja dari rumah (WFH) memiliki pekerjaan yang lebih banyak dan jam kerja yang lebih lama. Hal ini pula yang membuat mereka mengalami kelelahan yang ekstrim yang akibatnya memicu terjadinya ‘The Great Resignation’.

Dikutip dari laman Entrepreneur Asia Pacific, The Great Resignation merupakan fenomena banyaknya profesional (pekerja) yang mengundurkan diri di seluruh dunia, karena pendekatan kerja yang berubah dari waktu ke waktu.

Karena selama pandemi mereka mengalami banyak hal dimana mereka mulai memikirkan work life balance, apa tujuan hidup, tujuan karir sehingga The Great Resignation terjadi.

Menurutnya, terjadinya burnout atau kelelahan kerja yang berlebihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, disinilah peran perusahaan atau atasan langsung perlu secara berkala mengevaluasi bagaimana alur kerja setiap bawahan bekerja.

Selain itu, alat yang dimiliki perusahaan tidak mumpuni untuk menyelesaikan pekerjaan karyawan dengan cepat yang juga berdampak pada burnout. Sehingga perusahaan harus dapat meningkatkan alat untuk mempermudah pekerjaan karyawan secara cepat dan efektif.

Seperti alat messenger, perusahaan pasti memiliki alat messenger khusus yang untuk bisnis, jangan gunakan WhatsApp, karena WhatsApp bukan untuk bisnis, dibangun untuk mengobrol, selain memakan data dan banyak grup baru sehingga banyak obrolan dirindukan.

Tetapi jika messenger perusahaan dibangun untuk bisnis, itu akan menyelesaikan banyak hal, seperti menghemat data dan lain-lain. Seperti sistem file sharing sehingga lebih cepat tanpa harus mendownload karena memakan waktu dan ruang smartphone.

Terakhir, ia juga menambahkan bahwa perusahaan juga harus bisa menyediakan waktu bagi karyawan atau mendorong karyawan untuk rehat atau rehat sejenak.

Misalnya membuat aturan bahwa setiap hari Jumat tidak ada rapat, karena pandemi mengadakan rapat tanpa henti, akhirnya pekerjaan selesai setelah jam kerja.