4 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Pada Anak Sejak Dini

Setiap orang tua berharap anaknya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas. Namun, kebanyakan orang tua cenderung hanya mengutamakan nilai akademis anak. Tanpa disadari, hal tersebut membuat anak merasa tertekan dan anak akan kesulitan untuk mengembangkan minat atau bakatnya.

Untuk itu, orang tua juga perlu mengajarkan dan menumbuhkan kecerdasan emosional anak sedini mungkin. Tujuannya, agar nanti kecerdasan emosional (EQ) juga seimbang dengan IQ.

Berikut cara-cara yang harus diperhatikan orang tua untuk menumbuhkan kecerdasan emosional pada anak sejak dini. Ayo, lihat!

Selalu Tanya Perasaan Anak

Komunikasi merupakan kunci utama untuk melatih anak mengenali emosi. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk sering menanyakan bagaimana perasaan anak. Misalnya menanyakan perasaan anak saat bangun tidur, aktivitas anak saat belajar di sekolah, saat anak hendak tidur, dan lain sebagainya.

Selain itu, jika anak merasakan emosi negatif seperti marah atau kecewa, ajari anak untuk meredakan atau mengalihkan emosinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya mengajak anak bermain, mengajak anak membaca buku, atau memeluknya.

Jadilah Contoh yang Baik

Untuk melatih dan membiasakan anak berperilaku baik, mulailah dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan di rumah. Orang tua dapat memberikan contoh melalui kebiasaan sehari-hari ketika meminta bantuan kepada anak-anaknya.

Misalnya, ketika orang tua ingin meminta bantuan kepada anaknya, biasakan untuk mengucapkan kata “tolong”, dan jangan lupa untuk mengucapkan “terima kasih” setelah mendapat bantuan. Jika orang tua melakukan kesalahan, mereka harus mengatakan “maaf” kepada anak.

Selalu ingatkan anak Anda untuk mengatakan hal yang sama saat berinteraksi dengan orang lain. Jika sering diterapkan sejak kecil, maka akan menjadi kebiasaan yang baik ketika anak beranjak dewasa.

Ajarkan Empati

Empati yang besar dapat membantu anak lebih peduli terhadap orang lain dan memudahkan anak untuk berhubungan baik dengan lingkungannya di kemudian hari. Orang tua dapat membangun empati pada anak dengan mengajari mereka peka terhadap perasaan orang lain.

Misalnya, ketika seorang anak bercerita tentang temannya yang kehilangan mainan. Tanyakan pada anak “bagaimana jika mainannya hilang?” dan “apakah kamu bersedia meminjamkan mainanmu kepada temanmu?” kemudian perhatikan reaksinya. Anak akan memiliki empati tentunya jika mereka mau meminjamkan mainan kepada temannya.

Jangan Batasi Kreativitas Anak

Dorong segala jenis minat artistik atau visual pada anak. Sangat penting untuk membiarkan anak keluar dari zona nyaman, meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.

Jika anak menunjukkan karyanya, pujilah dengan mengucapkan kalimat seperti “wow, itu bagus”. Atau tanyakan pada anak tentang proses pembuatannya, mengapa dia memilih warna itu dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan anak dalam mengeksplorasi emosinya saat berbagi ide tentang pekerjaannya.